Lanjutan

Selesai acara pengajian aku membantu ibu menggulung tikar dan merapihkan bekas-bekas sajian yang sedikit berserakan, bapak dan kakak mengangkat  sofa dari teras kedalam. Pikiranku jalan-jalan ke bioskop tempat Airin dan teman-temannya. Aku juga sempat menatap lelaki sebaya yang tak ku kenal, menurut Airin ia ingin berkenalan denganku. Anak laki-laki bertubuh tinggi, badannya proporsional, memakai jaket navy dan celana jeans belel, kelihatannya anak baik-baik. Tak lama kemudian Ayah memanggil

"Des, sini, " ujar Bapak yang sedang menyandarkan badannya di sofa dan melihatku merenung.

" Iya pak, sebentar." aku berpura-pura semangat memenuhi panggilannya.

"Lagi mikirin temen yang tadi ya?" Wajah bapak tidak terlihat marah, memang selalu begitu, berbicara selalu dengan senyum dan nada yang nyaman.

"Kok tau." Jawabku seadanya, selalu mudah untuk berkata jujur pada bapak.

"Emang bapak nggak pernah muda? " kini senyumnya lebih melebar.

"Nah, dah ngerasain muda kok nggak ngizinin anaknya pergi keluar sih?" Aku mengangkat nada suaraku, ingin menunjukkan protes atas sikap bapak.

Bapak mendekatkan posisi duduknya, lalu menatap mataku.
"Karena bapak peduli, dan apa yang bapak juga teman-teman dulu lakukan malam hari bersama lawan jenis amat sangat menyiksa diri untuk tidak melakukan hal yang disebut dosa oleh agama kita." Saking dekatnya bapak berbicara, aroma mulutnya tercium. Kumis bapak yang rapih karena sering dicukur oleh ibu lebih terlihat jelas.

bersambung
#30DWCjilid13 #Squad4 #Day23

Komentar